Kamis, 19 Juni 2008

Katanya Tan Malaka mati dibunuh dan tak Punya Kuburan

( 20 / 6 ) Tan malaka adalah seorang pejuang yang memiliki rasa nasionalis terhadap bangsa Indonesia, dan termasuk seorang pemimpin komunis, dan yang mendirikan Partai Murba. Tan Malaka banyak melahirkan pemikiran pemikiran yang berbobot dan berperan besar dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. dan dengan perjuangannya itu Tan Malaka di kenal sebagai pahlawan revolusioner. ya pahlawan revolusioner yang tak punya kuburan.

Tan Malaka merupakan sejarah yang ironis,tepat tgl 19 february 1949 diyakini kaum Murbais sebagai hari dmn Tan Malaka, eks ketua PKI II, tutup usia, ironisnya, kematiannya di tenggarai sebagai buah pahit friksinya dengan sesama revolusioner. siapa yang telah sukses membuang nafas Tan Malaka segera menjadi polemik.

begini lho katanya,
Tan Malaka bersama sama dua puluh orang pemuda pengawalnya seperti Si Teguh dari Magelang, Si Ali dari Aceh, Si Gimin dari Jawa Barat dan pemuda pemuda lainnya dari yogyakarta, surakarta, semarang, madiun, surabaya, malang, blitar, dan kediri: telah di tembak mati pada tgl 19 february 1949 di pinggir sungai brantas - yaitu di desa mojo yang letaknya di sebelah selatan kota kediri sejauh 10 km oleh dan atas perintah Let. Kol Surachman ( kepala staf ) dan Kolonel Sungkono ( panglima dan gubernur jawa timur ).

HarY Prabowo ( 2002 ) menegaskan Tan Malaka ditangkap angota CPM di desa Mojo, digiring ke pinggir Sungai Brantas, ditembak mati suatu malam 17 february 1949, mayatnya dibuang ke sungai Brantas. Helen Jarvis ( 1987 ) lebih lugas mensinyalir Tan Malaka di tangkap dan lantas dihukum mati oleh Gubernur Militer Jawa Timur. Hal ini mungin sekali terjadi pada tgl 19 february 1949.

Jenajah Tan Malaka belum pernah ditemukan. Kematian Tan Malaka sepertinya sudah diinginkan oleh 'suatu pihak', khusunya sejak penangkapannya di kongres persatuan perjuangan III, madiun 17 Maret 1946.

jika saja iklim tropis berjalan normal, mestinya, bulan ketika Tan Malaka di bunuh, yaitu bulan february, Indonesia sedang dikunjungi musim hujan, efektif dari bulan november hingga maret. Artinya curah hujan masih relatif tinggi dan cuaca sedang lembab. Artinya, sungai brantas sedang naik pasang. jasada Tan Malaka, yang dibuang ke sungai Brantas, mestilah segera dihanyutkan pasang, atau kalaupun tersangkut, akan segera dibusukan oleh lembabnya cuaca. pendeknya, keberadaan jasad Tan Malaka tidak terdeteksi. terapung tak hanyut, terendam tak basah.
hingga kini tak pernah ada kuburan seorang Tan Malaka yang katanya sudah di deklarasikan sebagai pahlawan revolusioner.

*buah pahit dari pemikiran yg dianggap mengancam 'sebagian pihak' demi kekuasaan ( sungguh ironis )...

0 comments: